10

Header AD

Luhut: Papua Tidak akan Merdeka, Kalau Merdeka Potong Telinga Saya

Menko Polhukam RI, Luhut Binsar Pandjaitan. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, 7komen — Menteri Koordinator Politik hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam RI), Luhut Binsar Pandjaitan, dalam sebuah rapat tertutup dengan beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal tanah Papua beberapa waktu lalu, menantang Papua dan menegaskan, Papua tidak akan merdeka.

“Potong telinga saya kalau Papua merdeka,” tegas Luhut pada Kamis (23/06/2016) dalam pertemuan yang difasilitasi dan diprakarsai oleh Menko Polhukam, yang berlangsung di Kantor Kemenkopolhukam, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, sekitar pukul 10.00-12.00 WIB.

“Papua tidak akan merdeka. Buktinya rakyat Papua tidak bersatu, dan ULMWP (United Liberation Movemment for West Papua) bukan representatif rakyat Papua,” begitu kata salah seorang yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, yang tak ingin namanya disebut, meniru kata-kata Luhut.

Sumber yang sama menjelaskan kepada Suara Papua, dalam pertemuan tersebut, Luhut minta dukungan DPR dan DPD asal Papua untuk mendukung beberapa agenda dan program untuk Papua yang sedang Menko Polhukam RI dorong.

“Beberapa program untuk Papua yang itu antaranya penyelesaian pelangggaran HAM melalui tim yang ia bentuk, rencana pembangunan Boarding School dan rencana mau datangkan puluhan profesor dari Amerika untuk bangun Papua,” lanjutnya menirukan kata-kata Luhut.

Menanggapi itu, Sem Awom, anggota Tim Kerja ULMWP dalam negeri mengatakan, bila begitu nilai Menko Polhukam, mengapa dia malah sibuk menghabiskan sumberdaya negara Indonesia untuk ‘menutup mulut’ negara-negara Melanesia di Pasifik.

“Kalau dia pikir Papua tak akan merdeka dan ULMWP bukan organisasi representatif Rakyat Papua Barat maka untuk apa dia sibuk Lobby ke PNG (Papua New Guinea), Fiji, Inggris, Australia, ke Jayapura dan ke Wamena akhir-akhir ini, hanya demi membendung usaha-usaha rakyat Papua untuk merdeka?” tanya Awom.

“ ULMWP hadir untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Papua Barat. ULMWP adalah Organisasi Pembebasan bangsa Papua Barat yang lahir dari dan oleh Rakyat Papua Barat untuk memperjuangkan pembebasan bangsa Papua Barat,” lanjut Awom menegaskan.

Sementara itu, aktivis HAM Papua, Elias Ramos Petege menjelaskan, Tim Terpadu Penanganan HAM Papua buatan Menko Luhut tidak memiliki kewenagan untuk menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM di Papua.

“Mereka (Luhut dan timbentukannya) merampas kewenangan Komnas HAM. Karena itu, jika Luhut dan kawan-kawannya benar-benar serius menuntaskan berbagai kasus pelanggran HAM, maka Luhut mestinya memerintahkan Kejagung (Kejaksaan Agung) untuk menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi Komnas HAM dengan melakukan penyidikan kasus dugaan pelanggaran HAM berat, seperti Kasus Wasior dan Wamena, dan deretan kasus lainnya di Papua,” jelas Petege.

“Kedua, Luhut harusnya mendorong dan mendukung penguatan kewenangan Komnas HAM melalui RUU HAM dan di DPR RI segera agar Komnas HAM punya kewenangan lebih,” lanjut Petege.

Menurut Petege, negara Indonesia melalui para aparatnya di Papua adalah pelaku-pelaku pelanggar HAM rakyat Papua. Maka upaya-upaya penyelesaian masalah HAM di Papua oleh Menkopolhukam yang berposisi sebagai pelaku pelanggar HAM adalah sangat tidak masuk akal dan tidak mencerminkan Indonesia yang mengaku diri sebagai negara demokrasi.

Seperti telah diberitakan Suara Papua, Menko Polhukam, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, yang menolak tim investigasi oleh rakyat Papua dan sejumlah aktivis HAM selama ini bukan semua orang Papua, itu hanya satu dua orang saja (baca: Indonesia Tidak Mau Tim Independen Lain Investigasi Kasus HAM di Papua).

“Kalau tidak salah hanya Natalius Pigai, sementara Ketua Komnas HAM dan beberapa anggota Komnas HAM lainnya ada dalam tim. Yang kita tidak mau adalah ada orang lain membuat tim independen menginvestigasi kita (Indonesia). Kita (Indonesia) bisa lakukan sendiri kok. Saya juga ada undang 4 duta besar, PNG, Fiji, Solomon Island dan duta besar New Zealand. Mereka lihat tidak ada dokumen yang ditutup. Untuk proses sekarang masih melakukan pengumpulan data,” urai Luhut saat itu. [SP]
Luhut: Papua Tidak akan Merdeka, Kalau Merdeka Potong Telinga Saya Luhut: Papua Tidak akan Merdeka, Kalau Merdeka Potong Telinga Saya Reviewed by 7komen on Juni 28, 2016 Rating: 5

17 komentar

  1. Pace ko pu otak sudah tra benar, ko gila lebih baik, kalau Papua merdeka tong siap potong ko telingga dengan anak panah tumpul.

    BalasHapus
  2. Tong lihat saja pace luhut klw papua merdeka ko pergi pulang dengan DANGDUT KOPLO Kaaa Wkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luhut lupakn aj mimpimu kitong beda deng ko

      Hapus
  3. Sesuai peradaban orang papua bahwa bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri ��

    BalasHapus
  4. Bangsa papua akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri
    Sesuai peradaban oranv papua

    BalasHapus
  5. luhun ko mimpi ka papua sedikit lg meredeka

    BalasHapus
  6. Kalau Papua merdeka dan tak potong telinga bagaimana Pak Luhut, Mohon dijawab ya Pak???

    Sebelum, Jangan ada dusta diantara kita. Ataukah Pak Luhut tetap akan usir kami orang Papua ke Melanesia??

    BalasHapus
  7. Wah pak Luhut, kalau begitu mulai iris saja karna Papua sudah dalam perjalan kemerdekaan!

    BalasHapus
  8. Kau Bukan Tuhan, hai bpk luhut, kemerdekaan papua sudah di tentukan oleh Tuhan, dengar baik indonesia akan terbagi bagi

    BalasHapus
  9. Kau Bukan Tuhan, hai bpk luhut, kemerdekaan papua sudah di tentukan oleh Tuhan, dengar baik indonesia akan terbagi bagi

    BalasHapus
  10. Goblokkkkk...
    Klu koment tau tempatnya...
    Dasar udikkkk

    BalasHapus
  11. Kalau PAPUA MERDEKA luhut binsar panjaitan bukan telinganya di potong tapi dia akan GILA !!!!

    BalasHapus
  12. Ratapan 5:1-22 (TB) Ingatlah, ya TUHAN, apa yang terjadi atas kami, pandanglah dan lihatlah akan kehinaan kami.
    Milik pusaka kami beralih kepada orang lain, rumah-rumah kami kepada orang asing.
    Kami menjadi anak yatim, tak punya bapa, dan ibu kami seperti janda.
    Air kami kami minum dengan membayar, kami mendapat kayu dengan bayaran.
    Kami dikejar dekat-dekat, kami lelah, bagi kami tak ada istirahat.
    Kami mengulurkan tangan kepada Mesir, dan kepada Asyur untuk menjadi kenyang dengan roti.
    Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak ada lagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka.
    Pelayan-pelayan memerintah atas kami; yang melepaskan kami dari tangan mereka tak ada.
    Dengan bahaya maut karena serangan pedang di padang gurun, kami harus mengambil makanan kami.
    Kulit kami membara laksana perapian, karena nyerinya kelaparan.
    Mereka memperkosa wanita-wanita di Sion dan gadis-gadis di kota-kota Yehuda.
    Pemimpin-pemimpin digantung oleh tangan mereka, para tua-tua tidak dihormati.
    Pemuda-pemuda harus memikul batu kilangan, anak-anak terjatuh karena beratnya pikulan kayu.
    Para tua-tua tidak berkumpul lagi di pintu gerbang, para teruna berhenti main kecapi.
    Lenyaplah kegirangan hati kami, tari-tarian kami berubah menjadi perkabungan.
    Mahkota telah jatuh dari kepala kami. Wahai kami, karena kami telah berbuat dosa!
    Karena inilah hati kami sakit, karena inilah mata kami jadi kabur:

    BalasHapus
  13. Kau papua merdeka,
    Luhut dia buang saja di tengah laut biru .
    Wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  14. Klo papua merdeka Potong Burung nya Luhut itu™

    BalasHapus

Post AD